Senin, 27 Agustus 2012

Being Hero In Real World

Apa yang kita pikirkan ketika mendengar kata pahlawan? Seseorang yang gagah -kalao dia seorang pria- atau seseorang yang memiliki jasa besar? -itu rata-rata untuk para pejuang. Yang jelas apa pun itu, selalu hal-hal baik yang terlintas ketika mendengar kata pahlawan. Kecuali pahlawan kesiangan. Ada satu persamaan dari semua deskripsi yang kita berikan kepada pahlawan, yaitu mereka adalah orang yang berjiwa besar. Yang mereka dahulukan adalah solusi, tanpa memikirkan ganjaran yang akan mereka dapatkan nanti.

Tapi, dibalik image baik seorang pahlawan ada satu resiko yang mungkin nggak semua orang bisa menerima. Everybody wants to be a hero, but they don't want to forgotten. Sangat jarang ada orang yang mau menjadi hero tapi ingin dilupakan. Rata-rata, sebaik apa pun atau sekecil apa pun jasa seseorang mereka selalu ingin diingat. dan mereka benar. Kita berhak mengingat orang yang sudah menolong kita. Kalo ada yang lupa dengan guru, petugas jalan, tukang bersih-bersih kelas atau bahkan office boy/ girl di kantor, orang itu pasti nggak punya hati.

Ada semacam dilemma yang juga mendominasi perasaan seorang pahlawan. Mereka nggak boleh sombong. Pernah menjumpai orang yang mengungkit-ungkit kebaikannya? Meskipun mereka melakukannya dengan terpaksa karena orang yang ditolong sudah keterlaluan, tapi setidaknya mereka, para pahlawan, harus bisa menahan diri untuk tidak mengungkit segala kebaikan mereka. Biarlah orang lain yang menilai. Meskipun secara pribadi, saya juga akan melakukan hal yang sama kalo tidak ada orang yang mengingat kebaikan saya. Hahahaha.....

Saya sempat ngobrol dengan tunangan saya kemarin malam. Kami kebetulan dalam posisi pahlawan saat ini -semoga saya nggak terlihat atau terdengar sombong- dan kebetulan yang saat ini kami tolong, belum begitu mengenal kami. Just say, kami menggantikan tugas orang lain untuk memberikan apa yang menjadi haknya. Berat, saya akui itu. Tapi ibarat titipan, pertolongan kami ini pun bersifat sementara. Suatu hari, anak yang kami tolong ini akan dibawa lagi sama yang lebih berhak padahl kami sudah jatuh cinta dan sayang dengan anak ini. Tapi kami sadar, she doesn't belong to us. Jadi kami harus siap berpisah sewaktu-waktu. Yang dikhawatirkan tunangan saya, anak ini nanti nggak akan mengingat kami. Dan apa yang sudah kami lakukan bakal sia-sia. Intinya menurut dia, kami akan dilupakan. Jangankan anak itu, keluarganya pun mungkin akan melupakan kami. Tapi saya bilang ke dia. Being a hero is not always to remember. Kita mengenal banyak pahlawan nasional, tapi kita nggak mengenal tentara-tentara yang gugur demi mebela tanah air. Seperti itulah pahlawan di dunia nyata. harus siap banyak berkorban tanpa perlu mengharapkan balas jasa apa pun. Tapi sebagai orang yang ditolong, mungkin lebih bijak kalau kita tetap mengingat jasa mereka. Banyak orang yang memiliki naluri pahlawan, tapi sangat sedikit yang tidak ingin di-pahlawankan.