Selasa, 30 November 2010

WEDDING PART II

I don't know why I used to write this note again. But I guess, i need to share with u all guys. Ada hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menikah. Untuk para laki-laki, mereka harus siap dana-selalu dan paling utama- sedangkan untuk para wanita mereka harus siap mental-katanya ini yang utama- kemudian seorang teman juga menyarankan untuk check kesehatan-that's really important to knowing your mate's healthy- dan -masih katanya- yang lebih utama dari semuanya adalah kesiapan komitmen keduanya. Ok, masalah biaya dan komitmen ada di masing-masing individu. Tapi ada seorang teman yang menyarankan kalau kita lebih baik tidak terburu-buru untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Alasannya-dan ini klasik- adalah butuh lebih dari kesiapan komitmen untuk melangkah ke jenjang pernikahan. Benarkah? Entahlah, orang memiliki pandangan sendiri-sendiri. Ada yang berpikir jika menikah juga dipengaruhi oleh kematangan usia. Jika dia secara fisik sudah terlihat dewasa, maka kurang lebih bisa dipastikan jika dia juga dewasa secara kepribadian. Ada juga yang berpikir bahwa tidak perlu buru-buru untuk menikah dan lebih baik menikmati masa muda yang masih tersisa ini untuk mencari tahu pengalaman-dalam hal ini soal asmara- sebanyak-banyaknya. Karena yah, masa muda kan cuma sejenak dan nggak bisa diulang. Pada dasarnya, orang bebas berpendapat, dan pendapat seseorang meskipun itu mengundang kontroversi tetaplah benar-baiklah, ada juga yang bilang kalau pendapat sebenarnya tidak benar dan juga tidak salah. Itu kan pendapat pribadi masing-masing personal. Tapi, selama yang ku tahu, Nabiku menyarankan untuk menyegerakan pernikahan untuk menghindarkan kita dari perbuatan yang bisa mengantarkan kita pada lembah dosa. Dan lagipula, menikah itu bisa menyempurnakan agama kita. Tuhan dan Nabiku bilang begitu. Dan setahuku juga Tuhan pernah berkata kalau Dia akan memudahkan rizki orang yang sudah menikah. Jadi, mana yang harus ku turuti? Pada dasarnya aku bukanlah orang yang ribet dan terlalu banyak pertimbangan-kecuali untuk hal-hal tertentu seperti belanja misalnya- jadi aku memikirkan beberapa saran yang diajukan teman-temanku di atas. Memang benar di usiaku yang sekarang ini masih tergolong muda untuk membina rumah tangga dan sudah selayaknya aku berkenalan dengan cowok sebanyak-banyaknya dan mengenal karakter berbagai macam lelaki. Tapi sekali lagi, itu bukan duniaku, jadi maaf jika harus kutinggalkan yang satu itu. Kemudian jika ada yang menyarankan jika aku harus mengejar karir sebelum menikah, aku mencoba melihat ibuku. She's nothing when single, but she became something when she got married. Lagipula aku melihat banyak pasangan yang lebih bahagia setelah menikah meskipun mereka hidup sedikit kekurangan. Maksudku, Tuhan Maha Kaya. Kita bisa minta apa pun kepadaNya.

Jumat, 26 November 2010

AFTER SHARE

Trust me, if you got a problem and feel frustated just find out somebody and share. Aku mengalaminya, dan aku pikir mengalaminya berkali-kali. kalau dipikir-pikir mungkin agak lebay juga. Hehehehe. Padahal sejujurnya, aku bukan tipe drama queen. Tapi dari pengalaman, mulai dari aku masih belajar pakai baju sendiri sampai sekarang rajin mixing style, yang namanya share atau bahasa kerennya curhat adalah hal paling ampuh yang bisa kau jadikan obat untuk mengatasi kegelisahan. Jadi, aku bahkan baru mengalaminya meskipun aku bilang aku mengalaminya berkali-kali. Curhatlah ketika kau ada masalah seringan atau seberat apa pun. Itu membantu. Asalkan kau curhat pada orang yang tepat dan dengan bahasa yang tepat. dalam hal ini ketenangan juga penting. Jadi ketika kau dilanda masalh, tidak perlu panik dan merasa kalau dunia akan kiamat. tarik nafas, hembuskan, dan mulailah berpikir kau akan sharing dengan siapa. Paling gampang dengan Tuhan, tapi sepertinya Tuhan juga menyarankan supaya kau mencari teman untuk berbagi masalahmu. Satu lagi yang perlu kau ingat. Teman yang tepat untuk sharing adalah dia yang selalu ada saat kau lagi susah, dan jarang ada saat kau lagi bahagia.

Rabu, 24 November 2010

Am I Jealous?

That's what I asked about many times tonight. Maksudku apakah ini yang namanya cemburu? Entahlah, tapi aku rasa iya. Mmm, dari mana aku memulai? Baiklah, ini ketidak sengajaan. Aku seharusnya memang tidak mengutak-atik dan melihat barang pribadi orang lain. Maksudku, ayolah aku tidak berhak untuk mencari tahu tentang rahasia orang lain meskipun dia bukan orang lain bagiku. Tapi entahlah, aku orangnya cukup ingin tahu. Dan -maafkan aku Tuhan- aku melihatnya. Dokumentasi masa lalunya. Aku seharusnya tidak perlu merasa seperti ini. Maksudku, aku percaya padanya dan dia juga percaya padaku. Kami siap menghadapi resiko apa pun selama menjalani hubungan jarak jauh ini. Cobaan apa pun. Tapi yaaaa...... harus ku akui aku memang harus cemburu ternyata. Rasanya ingin nangis sekeras2nya, tapi aku takut tetangga akan terganggu -_-
Bagaimana Ya Tuhan? Ternyata AKU BUTUH DIA!!!!!!!
Aku butuh dia untuk menenangkanku :(

Selasa, 23 November 2010

WEDDING

Ok, aku memang baru 22 tahun. Tapi hal itu sudah lama ada di pikiranku. Mungkin bahkan sejak aku belum bisa mendapat pekerjaan yang pas. Kira-kira umur 18 tahun. Aku sudah memikirkan tentang pernikahan. Menggelikan? Yeah, mungkin. Jika menurutmu seorang anak umur 18 tahun memikirkan tentang pernikahan, yang dia bayangkan hanyalah kehidupan yang bahagia tanpa ada cela. Tapi pada usia itu, bahkan jauh sebelum aku mencapai usia itu, aku belajar jika orang tak selamanya hidup dalam kesenangan. Ada kalanya dia merasakan kesedihan atau bahkan musibah. Dari mana aku mendapatkan pemikiran seperti itu? Mungin menurutmu aku terlalu mengada-ada tentang aku-cukup-tahu-dunia-orang-dewasa-pada-usia-remaja, tapi sungguh, aku mempelajari tentang apa itu menjadi dewasa dari orang tuaku. Di sini tentu saja ibuku yang berperan. Menurutnya tidak masalah untuk tahu kehidupan pernikahan pada usia muda, di mana menurut sebagian orang dewasa belum waktunya bagi seorang remaja untuk tahu dunia orang dewasa. Tapi menurutku, jika yang perlu diketahui adalah hal yang normal, maka tidak masalah jika kita harus mengetahuinya. Misalnya tentang bagaimana mengatur keuangan, menjaga kepercayaan dan menjaga komunikasi. Dunia dewasa tidak melulu soal seks kan?
Dan hari ini, ketika harus menghadapi kenyataan bahwa adikku satu-satunya mendahuluiku untuk menikah, harus ku akui aku harus merelakannya untuk mendahuluiku meskipun itu berat. Tapi, tidak masalah jika memang harus dia duluan. Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak lama aku akan segera menyusul. Aku menganggapnya sudah cukup dewasa untuk mengarungi biduk rumah tangga dalam usia yang relatif muda bersama pria yang jauh lebih tua. ya Tuhan, bisakah kau bayangkan mempunyai adik ipar yang usianya bahkan lebih tua darimu sendiri? Aku bisa, dan sekarang jadi kenyataan.
Meskipun kemarin aku tidak bisa menghadiri akad nikah adikku di rumah -siapa sangka akhirnya rumah itu jadi saksi pernikahan?- aku tetap berbahagia untuknya. Dan aku selalu berdoa untuk kebahagiaannya. Dan semoga, hidupnya tidak menderita lagi. Sudah cukup aku melihatnya menderita.