Selasa, 17 Mei 2011

Tentang Mantan

Baru kali ini saya menulis tentang mantan atau ex. Jujur, saya malas jika harus bicara tentang dia. Mungkin kesannya kurang dewasa, tapi saya harus mengakui, inilah yang saya rasakan sejak kami putus. Sebenarnya kita tidak berhak membenci siapa pun, termasuk mantan. Bahkan kalau bisa, kita harus tetap baik sama dia meskipun sudah tidak bersama lagi. Saya juga nggak ingin membenci dia. Tapi masalahnya dia berpotensi untuk saya benci. Jadi curhat pagi-pagi nih.. :D
Ah, nggak pa-pa lah. Jadi, bagaimana saya yang tadinya ingin ikhlas jadi nggak berniat untuk baik padanya? Ini semua karena cara dia memutuskan saya. Kesannya seperti ABG ya kalau saya membahas ini. Tapi sungguh, ini benar-benar melegakan. Semuanya karena dia memutus saya lewat e-mail. Selain itu, alasan putusnya juga terlalu dibuat-buat, menurut saya -belum siap berkomitmen dan segala macamnya. Benar-benar klise- Apakah hanya karena masalah sesepele itu saya membenci dia? Anak-anak banget ya? Yah, seperti yang saya bilang, saya tadinya tidak ingin membenci dia. I was thinking that, ok... it might be the best way for us. Tapi kemudian saya jadi merasa kami putus bukan karena dia bosan dengan hubungan jarak jauh atau belum siap berkomitmen, tapi karena orang lain. Kesannya kok saya mencari-cari kesalahannya ya? Saya juga berpikir begitu. Tapi saya amat yakin, itulah yang terjadi. Coba, kalau memang dia belum siap berkomitmen, dia tidak akan memiliki pacar baru dalam hitungan hari setelah kami putus. Ok, saya sudah menebak anda pasti bilang saya terlalu kekanakan. But one more time, that's the truth. Ada kali dua mingguan saya harus menyembunyikan perasaan hancur saya... -lebay banget ya.. :D
Tapi saya bersyukur, ternyata Tuhan nggak ingin saya lama-lama merasa hancur dan patah hati. Berkali-kali Ibu saya kasih semangat supaya saya tetap bangkit. Beliau meyakinkan kalau dia nggak pantes saya tangisi atau dirindukan. Dia memang bukan yang terbaik buat saya, makanya Tuhan menjauhkannya dari saya. Seseorang itu, mau letaknya jauh atau dekat dengan kita, kalau memang yang terbaik untuk kita, pasti rasanya tetap dekat dengan kita. Yah, saya akui, saya masih sulit untuk bersikap biasa saja sama dia. Karena dia sudah menyakiti saya. Bukan masalah putusnya, tapi cara dia memutuskan saya yang nggak gentle banget dan alasan putusnya yang terlalu dibuat-buat. Jika dia membaca blog ini, saya ingin bilang: kalau memang niat bikin saya nangis, sekalian aja. Nggak usah nanggung :)
Dan untungnya, Tuhan benar-benar nggak ingin saya terpuruk terlalu lama. Makanya selang satu bulan setelah kami putus, dia mengalihkan perasaan saya sama seseorang. Hahaha, saya bersyukur sekaligus merasa aneh sendiri. Tuhan kalau mau bikin saya bahagia cepet banget ya? XD
At least, ada satu hal yang ingin saya beritahukan kepada siapa pun yang membaca blog ini. Setelah beberapa waktu kami menjalin hubungan dan akhirnya putus, jadi terbukti kalau saya yang lebih setia dalam menjalani suatu hubungan. Sebenarnya yang lebih dewasa juga sih, tapi masalah curhat online ini kayaknya kurang dewasa ya? Hehehe.
Jadi, saya yang menang. Terbukti kalau akhirnya dia mengulang hal yang sama yang pernah dia lakukan sama mantan-mantannya. Broke their hearts. Be patient ladies... :D
For the last, I wanna say I can't respect you as my ex or anyone and welcome to Gantar as somebody that I thinking about these days :)

"If you love somebody, you must ready to lost him someday..." (Gua Kapok Jatuh Cinta The Movie)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar